Modern design, sederhana, bersih, fungsional, penuh dengan repetisi modular, sistematik, namun yang terpenting adalah design yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas teknis.
Ada kerancuan di dalam mempersepsikan gaya design ini. Modern tidak semata-mata merepresentasikan suatu bentukan visual tertentu, melainkan merepresentasikan suatu sistem kerja, dimana sistem kerja itulah yang berdampak pada visual akhirnya.
Berawal dari Revolusi Industri di Eropa, yang menciptakan revolusi baru di bidang teknologi. Dunia saat itu bergerak ke arah modernisasi, mesinisasi, semua efektif, semua efisien, semua terhitung.
Material-material design mulai berubah, dari yang semula dibuat secara custom, kini mulai terstandar, yaitu justru oleh keterbatasan mesin dan aturan-aturan produksi masal. Misalnya tegel disemua bangunan akan berukuran kelipatan 20 cm dan ruangan akhirnya cenderung kotak karena material dasarnya adalah persegi. Sederhana memang, namun bukan karena alasan visual, melainkan alasan teknis.
Kreativitas desain sangat terpatok oleh produk masal, namun di sisi lain, adalah hal yang menarik untuk dieksplorasi, karena pada era tersebut adalah hal yang benar-benar baru. Kreativitas diuji sehingga mampu menciptakan sesuatu yang estetis dalam keterbatasan yang kaku.
Kekakuan tersebut tidak hanya terjadi di dunia design, secara global dan justru mendasar, terjadi di bidang filsafat yang mana di dunia barat merupakan dasar berpikir atas segala hal lainnya.
Modern desain, kekakuan yang fungsional yang tersaji dalam estetika yang tidak dapat dipungkiri. Namun begitu, kekakuan itu pula yang pada akhirnya mencetuskan banyak protes, sehingga muncullah era post modern, tentunya secara global, maupun di bidang design.