Aspek-aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Interior Design

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam interior design:

  1. Estetika
  2. Fungsi
  3. Teknis 
  4. Selera
  5. Budget

Dan kadang no 5 adalah yang utama

Estetika

Berhubungan dengan 2 hal yaitu estetika yang sudah distandarisasi dan yang kedua adalah selera. 

Yang distandarisasi adalah hal-hal yang sudah diteorikan, misalnya tentang teori komposisi warna, gaya-gaya aliran design, ….. 

Sementara selera adalah hal yang sulit diukur. Berhubungan dengan standar personal masing-masing orang. Seperti pada musik, sebagaimanapun musik dangdut dikategorikan sebagai musik rakyat, berbeda dengan musik klasik atau jazz, namun bagaimanapun, bilamana selera seseorang adalah musik dangdut (tanpa maksud mendiskreditkan) maka tugas seorang designer adalah menggali keindahan dalam dangdut tersebut, dan dituangkan dalam kaidah-kaidah estetika yang berlaku.

Pada dasarnya, yang tercangkup di dalam kaidah-kaidah estetika adalah komposisi, baik komposisi ruang maupun warna, keterikatan cerita antar objek, dan pada akhirnya ekspresi atau kesan yang dipancarkan oleh pertalian objek-objek interior tersebut.

Fungsi

Fungsi interior, apakah itu untuk keperluan pribadi, seperti rumah tinggal, atau lebih pribadi lagi seperti kamar tidur, atau lebih lagi seperti meja rias untuk sang ibu, atau area hobi motor untuk sang ayah. Atau untuk kepentingan umum seperti toko atau kantor. 

Fungsi pada dasarnya terbagi dua, yaitu fungsi dari objek desainnya, dan fungsi dari subjek pemakainya.

Ambil contoh motor, semua motor memiliki fungsi yaitu sebagai alat transportasi, namun juga mengakomodir fungsi subyektif pemakainya, apakah untuk dikendarai pria atau Wanita misalnya, apakah perlu fasilitas penyimpanan atau yang lainnya. 

Seperti itu pula design. Ada fungsi yang berdasar dari objeknya sendiri, ada pula yang dari subjek pemakainya. Setiap dapur memiliki standarisasi umum yang sama, namun tidak semua pemakainya memiliki kebiasaan memasak yang sama. Begitu pula dengan fungsi ruang yang lainnya. 

Teknis

Hal teknis adalah hal-hal yang mengikat yang tercakup pada logika-logika fisika, seperti spesifikasi teknis dari material objek design, atau sistem mekanisme gerak, misalnya logika-logika titik lendut, momentum gerak,  logika struktur, perhitungan cahaya, sirkulasi hawa, suhu, kaidah-kaidah suara dan lain-lain.

Dalam hal ini seorang desainer harus sangat tahu batasannya ketika pada suatu titik harus berkolaborasi dengan sub bidang keilmuan lainnya. Mengambil seluruh tanggung jawab justru adalah justru tindakan yang tidak bertanggung jawab, karena masalah teknis adalah hal yang sangat krusial. 

Selera

Dalam hal ini designer sepatutnya memahami kaidah-kaidah humanisme dan sedikit banyak psikologi terapan. Selera adalah satu hal yang tidak ada batasannya. Aturan main hanya ada pada kata suka atau tidak suka, dan tidak ada debat terhadap selera seseorang. Yang bisa dilakukan adalah memodifikasinya, memanipulasinya ke arah estetika atau kaidah standar yang berlaku.

Ada guyonan remaja lelaki, bahwa cantik itu relative, namun jelek itu pasti. Ada pelajaran yang bisa diambil dari guyonan tersebut, bahwa desainer harus memahami jelek dibanding bagus bila bersentuhan dengan masalah selera. Selera apapun bisa dimanipulasi ke arah relativitas “bagus”, selama tidak menyentuh standarisasi persepsi “jelek”. Hal ini bukan tugas mudah, namun disitulah tugas seorang designer.

Budget

Seni ada di wilayah ide, sangat luas tanpa batasan, namun desain berbatas, tidak hanya pada masalah kaidah teknis dan juga fungsi seperti yang dibahas di nomor 2 dan 3, namun juga biaya. Secara psikologis, justru biaya menjadi batasan yang lebih utama dibandingkan 2 point sebelumnya.

Tidak selalu bersinggungan dengan masalah kemampuan klien, namun lebih tepat pada perhitungan budget. Misalnya pada objek desain Toko, ada toko flagship yang fungsinya adalah sebagai media branding, untuk mengangkat brand dengan budget tertentu yang sudah pasti di atas toko yang fungsinya sebagai media jual. 

Setiap toko retail membawa misi branding, namun ada yang lebih berat pada branding, ada yang lebih berat pada penjualannya. Secara kasar, toko untuk berjualan berfungsi sebagai peraup uang bukan untuk membuang uang, maka dari itu budgeting adalah hal yang sedikit banyak menjadi landasan berpijak pada proses design seperti itu. 

Arden Swandjaja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *